Yogyakarta – Banyak hal telah dirintis dan dikhidmatkan Muhammadiyah untuk umat dan bangsa melalui amal usaha dan amalan-amalan dakwahnya untuk kemajuan. Ada pula hal-hal yang belum tergarap dengan baik dan masih menjadi tantangan Muhammadiyah untuk dilaksanakan melalui misi dakwahnya. 104/101 Tahun sudah Persyarikatan Muhammadiyah menyinari negeri Dengan Tema Milad tahun ini yakni “Meraih Keunggulan Untuk Kemajuan Bangsa”. Berbagai rintangan pun telah banyak dilalui oleh Muhammadiyah dalam rentang usia yang panjang itu. Namun demikian Muhammadiyah tegak berdiri dan terus berkiprah tak kenal lelah untuk mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal. Meskipun kadang harus menghadapi rintangan, termasuk pada sebagian hal diabaikan atau disalahmengerti oleh sementara kalangan, Muhammadiyah tetap berjuang mengemban misi dakwah dan tajdid, sehingga sejarah membuktikan betapa Muhammadiyah lahir dan berkiprah untuk membawa negara dan bangsa ini menuju baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur serta mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil-'alamin. Muhammadiyah tiga tahun yang lalu (3-8 Juli 2010) telah menyelenggarakan muktamar satu abad di kota kelahirannya, Yogyakarta. Muhammadiyah senantiasa istiqamah memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal. Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk menjadikan bangsa ini menjadi umat terbaik (khaira ummah) dan negara ini menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur (negara yang baik dan diampuni Tuhan). Misi Muhammadiyah tersebut ditorehkan sebagai panggilan dakwah mengajak pada kebaikan, menyuruh dari yang munkar. Kini Muhammadiyah berusia 104/101 tahun. Di tengah suasana memperingati Milad ini, dengan tetap mensyukuri apa yang positif telah diraih bangsa ini, Muhammadiyah sungguh prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Beban bangsa Indonesia di tengah bayang-bayang ancaman krisis ekonomi global saat ini terbilang berat. Masalah ketenagak erjaal, kemiskinan, kerusakan sumberdaya alam, kondisi masyarakat di daerah-daerah perbatasan, nasib pulau-pulau terluar/terdepan, konflik horizontal, terorisme, dan masalah kedaulatan negara di tengah cengkeraman hegemoni ekonomi-politik dunia. Beban berat itu bukan sekadar dalam bobot masalahnya yang memang kompleks, tetapi pada saat yang sama diperparah oleh penyakit kronis dan menular yang bernama korupsi. Muhammadiyah mengajak pemerintah di seluruh tingkatan untuk semakin meningkatkan komitmen dan kesungguhan dalam memajukan bangsa, disertai sikap mengedepankan keadilan dan kejujuran, berdiri di atas semua golongan, tidak partisan, bermitra dengan seluruh komponen bangsa termasuk Muhammadiyah, dan mampu menunjukkan jiwa kenegarawanan yang utama. Muhammadiyah juga menyampaikan ajakan dan komitmen moral bahwa dalam membangun bangsa, tidak kalah pentingnya membangun kekuatan karakter atau akhlaq utama di tubuh bangsa ini yang mengedepankan kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaafi, persaudaraan, kemandirian, dan nilai-nilai moral yang dibangun di atas kebenaran dan kebaikan. (dzar)